Menjaga Kita Tetap Terbangun, Kafein Pengaruhi Fungsi Otak

Tanggal: 21 Sep 2017 22:33 wib.
Banyak dari kita mengandalkan secangkir kopi atau teh untuk bangun di pagi hari. Setelah minum, kita mulai merasa lebih waspada, fokus, bahagia, dan energik. Efek kafein pada otak disebabkan oleh kemampuan stimulan untuk memblokir molekul yang menginduksi tidur.

Kafein, yang dikenal sebagai antagonis reseptor adenosin, bekerja dengan menggagalkan proses ini melalui pemblokiran adenosin. Kafein dan adenosin memiliki struktur molekul yang cukup serupa sehingga kafein dapat menempel pada reseptor adenosin, namun tidak cukup dekat untuk mengaktifkannya. Adenosin bekerja untuk menghambat neuron, sementara kafein menghambat inhibitor untuk merangsang kita.

Sering kali, saat kita minum kopi, teh, atau bahkan soda, kita bisa merasakan gelombang energi dan emosi positif. Pada beberapa neuron, reseptor adenosin terkait dengan reseptor dopamin, molekul di otak yang berfungsi untuk menciptakan perasaan senang. Ketika adenosin menempel di salah satu reseptor berpasangan ini, membuat sulit bagi dopamin untuk tinggal di tempatnya sendiri, yang dapat menyebabkan penurunan mood.

Tapi, ketika kafein menggantikan adenosin, dopamin bisa meluncur pada tempatnya, yang meningkatkan kewaspadaan dan suasana hati yang positif. Namun, lonjakan tiba-tiba ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah; peningkatan buang air kecil atau diare; dan berkontribusi terhadap insomnia dan kecemasan. Ini karena kafein bertindak sebagai stimulan di sistem saraf pusat dengan efeknya dimulai sejak 15 menit setelah konsumsi dan bertahan hingga enam jam, menurut Michigan University Health Service.

Secara keseluruhan, kafein bekerja dengan mengubah proses kimia otak, dan menghalangi adenosin, yang merangsang tidur. Melalui proses inilah kita mengalami kewaspadaan. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved