Mengungkap Antara Mitos dan Fakta Seputar Saraf Kejepit

Tanggal: 28 Jul 2018 17:50 wib.
Pernahkah Anda mengalami nyeri di pinggang bawah lalu seperti menjalar ke bagian kaki? Merasa nyeri, kesemutan, kebas? Ketika dibiarkan, justru semakin sakit sampai berjalan kaki pun harus "ngesot"?

Itu memang tanda-tanda kemungkinan adanya saraf kejepit akibat kerusakan di tulang belakang. Namun, sering kali, hal itu kita biarkan atau dilakukan pengobatan sesuai pengetahuan kita sendiri tanpa pertimbangan medis.

Ada banyak mitos yang dipercayai dari mulut ke mulut untuk menangani sakit pinggang atau sakit tulang belakang. Namanya mitos, hal-hal itu ternyata tidak efektif memberikan kesembuhan dan bahkan ada yang tidak sesuai dengan fakta medis.

Beredar mitos, sakit pinggang dan tulang belakang bisa sembuh hanya dengan diurut. Mengurutnya pun disebut-sebut harus dengan teknik tertentu sampai akhirnya sembuh.

Faktanya, urut adalah salah satu metode yang hanya bisa meringankan gejala nyerinya. Dalamnya, enggak. Seperti ada penderita yang sering diurut lalu nyerinya selalu timbul lagi, setelah dilakukan MRI, ternyata sarafnya kejepit jadi memang tidak akan bisa sembuh kalau hanya diurut.

Ada mitos lain bahwa saat punggung terasa nyeri, kita sebaiknya merebahkan diri atau tidur pada alas yang keras. Ada yang tidur di lantai atau tidur di dipan kayu tanpa alas kasur.

Faktanya justru sebaliknya. Bila tulang belakang yang sakit bersentuhan dengan alas tidur yang keras, justru rasa nyeri itu akan semakin terasa karena saraf yang terjepit akan semakin tertekan. Tubuh tetap memerlukan alas tidur yang empuk sesuai kebutuhannya.

Mitos lain, sakit pada tulang belakang yang mengakibatkan saraf kejepit adalah karena kekurangan kalsium.

Faktanya, sakit ini tidak berhubungan dengan makanan. Kalau kekurangan kalsium itu pengeroposan tulang. Tetapi, ini terjadi karena memang aspek degeneratif dan aktivitas fisik yang mengangkat beban berlebihan.




Copyright © Tampang.com
All rights reserved