Diabetesi Wajib Tahu Profil Glukosa Harian

Gula darah yang tinggi tidak memberikan gejala khas. Memang bukan gula darah tinggi yang berbahaya pada penderita diabetes melainkan komplikasi yang disebabkan oleh gula darah tinggi.

Pengaturan gula darah untuk diabetesi dilakukan seumur hidup lewat pengaturan makan, aktivitas fisik, dan minum obat. Untuk mencegah komplikasi, diabetesi perlu memonitor gula darah.

Salah satu cara memonitor gula darah adalah lewat tes A1C setiap tiga bulan. Tes A1C mengukur hemoglobin tipe 1C. Pada penderita diabetes, Hb1C ini meningkat. Diukur setiap tiga bulan karena eritrosit berganti tiap tiga bulan. Dengan demikian, akan diketahui gula darah yang tinggi selama tiga bulan terakhir.

Kelamahan pemeriksaan A1C adalah tidak bisa memberikan detil pemeriksaan profil harian glukosa darah. Padahal, pemeriksaan harian juga penting. Fluktuasi gula darah harian penting untuk diketahui dokter. Kecenderungan gula darah tinggi sehabis makan, misalnya, berarti obat harus ditambah. Bila gula darah tinggi sesudah makan tidak dikontrol, lama-lama bisa memengaruhi komplikasi diabetes.

Pemeriksaan gula darah sehabis makan bisa dilakukan dengan cek darah mandiri. Sebuah studi yang dilakukan Rosso (2006) membuktikan bahwa cek darah mandiri bisa menurunkan kematian karena diabetes sampai 52 persen, sedangkan tingkat morbiditas hingga 36 persen.

Selain bisa digunakan untuk melihat cukup tidaknya obat dan insulin, cek darah mandiri juga bisa mendeteksi kondisi hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (terlalu tinggi). Cek darah mandiri juga membantu diabetesi untuk menyeimbangkan insulin dan asupan makanan. Di samping tentu memotivasi mereka untuk hidup sehat.

Cek darah mandiri bisa dilakukan dengan memakai alat glukosameter yang dijual di apotek. Saat membeli glukosameter, pastikan untuk mendapat layanan purna jual untuk perawatan alat. Alat yang terawat akan memberikan akurasi yang baik. Meski dites berkali-kali, hasilnya mirip-mirip.