Beragam Cara Mengontrol Nyeri di Tubuh Anda

Tanggal: 22 Jun 2018 20:15 wib.
Ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk meredakan nyeri, tergantung pada penyebab dan seberapa buruk nyeri yang dirasakan. Obat maupun non obat-obatan bisa digunakan untuk mengontrol nyeri. Tidak semua nyeri reda dengan pemberian tablet atau injeksi.

Kebanyakan obat-obatan nyeri memiliki efek samping, meski biasanya tidak serius dan tak semua orang merasakannya. Kadangkala mereka bisa dibantu dengan obat-obatan atau dengan mengganti obat yang berbeda. Dokter sebaiknya menjelaskan kepada Anda, apa saja yang mesti diperhatikan saat mengonsumsi obat tertentu dan yang harus dilakukan bila mengalami efek samping. Biia tidak yakin dengan obat-obatan Anda, sebaiknya konsultasikan dengan tim kesehatan yang menangani Anda.

Australian and New Zealand College of Anaesthetists and Faculty of Pain Medicine, memberikan beberapa contoh obat pereda nyeri.

Berikut ini obat-obatan pereda nyeri, antara lain:

Parasetamol. Digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga moderat. Bisa dikombinasikan dengan obat nyeri lain guna meredakan nyeri yang agak berat. Orang dewasa sehat sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 8 tablet sehari dengan dosis 500 mg per tablet. Orang dengan penyakit hati sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu bila akan mengonsumsi parasetamol.

Obat antiinflamasi atau anti-peradangan. Ini termasuk obat antiperadangan nonsteroid (NSAIDs) dan penghambat COX-2. Antiperadangan digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang. Bisa dikombinasi dengan obat nyeri lain untuk meredakan nyeri yang berat.

Efek samping sering muncul dengan obat-obatan jenis ini ketimbang parasetamol. Beberapa efek samping serius seperti gangguan ginjal dan perdarahan. Anda sebaiknya tidak mengonsumsi obat antiperadangan tanpa berkonsultasi ke dokter bila berusia lebih dari 65 tahun, mengalami perdarahan, asma, gangguan ginjal, bermasalah dengan anti-peradangan sebelumnya.

Opioid. Obat-obatan jenis ini termasuk kodein, morfin, oksikodone, petidine, fentanil, dan tramadol. Sering digunakan untuk mengobati nyeri akut sedang hingga berat setelah pembedahan atau cedera. Dosis yang diperlukan sangat bervariasi. Dosis akan bekerja untuk setiap orang berdasarkan usia dan faktor lain.

Anestesi lokal. Anestesi ini akan menghambat saraf yang mengirim pesan nyeri ke otak. Anestesi lokal efektif untuk nyeri berat. Hanya saja, beberapa pasien bisa merasakan pusing atau mengalami kelemahan pada kaki atau lengan dalam jangka pendek. Biasanya kondisi ini hilang saat obat dihentikan.

Beberapa jenis obat nyeri bisa diberikan dalam bentuk tablet atau cairan, termasuk parasetamol, NSAIDs, dan opioid. Ada kalanya obat nyeri diberikan melalui dubur. Secara umum, tablet bekerja sama baiknya dengan obat yang dimasukkan melalui dubur.

Cara lain untuk meredakan nyeri bisa dengan obat-obatan komplementer dan juga metode tanpa obat. Pengobatan komplementer di antaranya herbal, obat tradisional Cina, dan obat-obatan homeopati. Sayang, banyak dari obat-obatan ini belum didukung oleh pembuktian secara ilmiah.

Metode tanpa obat-obatan yang bisa dipilih misalnya teknik psikologis (misalnya rileksasi), hipnosis, akupuntur, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan terapi fisik, termasuk kompres dingin, hangat, terapi pijat, dan lainnya.

Perlu diperhatikan bahwa pengobatan komplementer bisa menimbulkan efek samping. Pengobatan ini juga bisa berinteraksi dengan pengobatan lain. Itu sebabnya, sangat penting untuk mengonsultasikan dengan dokter tentang semua pengobatan yang dikonsumsi, termasuk pengobatan komplementer.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved