Bagaimana Memori Jangka Panjang Disimpan Saat Tidur

Tanggal: 23 Agu 2017 10:32 wib.
Pernahkah Anda mencoba mengingat sesuatu sebelum tidur dan kemudian terbangun dengan ingatan segar dalam pikiran Anda? Sementara kita menyerap begitu banyak informasi pada siang hari secara sadar atau tidak sadar, selama menutup mata, banyak kenangan dikirim untuk diingat atau dilupakan. Tidur yang berkualitas adalah cara terbaik untuk merasa segar secara mental dan mengingat informasi baru, tapi bagaimana otak bekerja saat kita tidur? Bisakah kita memperbaiki proses seperti itu untuk mengingat lebih banyak, atau bahkan mungkin menggunakannya untuk melupakan kenangan yang tak diinginkan?

Para ilmuwan di Center for Cognition and Sociality, di Institute for Basic Science (IBS), meningkatkan atau mengurangi keterampilan menghafal dengan memodulasi gelombang otak tersinkronisasi secara spesifik selama tidur nyenyak. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa memanipulasi osilasi spindle pada waktu yang tepat dapat mempengaruhi memori. Gambaran lengkap percobaan tikus, yang dilakukan bekerjasama dengan Universitas Tüebingen, dipublikasikan di jurnal Neuron.

Tim peneliti berkonsentrasi pada fase tidur non-REM yang umumnya terjadi sepanjang malam, bergantian dengan fase REM. Ini disebut tidur gelombang lambat dan sepertinya terlibat dengan formasi memori, bukan bermimpi.

Para peneliti memusatkan perhatian pada spindle karena jumlah spindle terhubung dengan ingatan. Telah diketahui bahwa jumlah spindle meningkat setelah satu hari diisi dengan belajar dan menurun pada orang tua, dan pada pasien dengan skizofrenia. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa spindle thalamic buatan mempengaruhi memori, jika diberikan sinkron dengan osilasi lambat.

Tim peneliti menemukan bahwa thalamus adalah koordinator konsolidasi memori jangka panjang, proses dimana informasi yang diperoleh baru-baru ini dipindahkan dari hippocampus ke korteks untuk disimpan sebagai memori jangka panjang. Hippocampus itu seperti hub, di mana banyak informasi masuk dan harus diarahkan ke tujuan yang benar di dalam otak, terutama ke korteks. Studi ini menunjukkan bahwa thalamus nampaknya menengahi pertukaran informasi antara hippocampus dan korteks. "Kami berpikir bahwa ingatan selama tidur nyenyak ada hubungannya dengan koordinasi waktu. Jika hippocampus mencoba untuk bertukar informasi saat neuron korteks tidak siap menerimanya, informasinya bisa terbuang," jelas Latchoumane. "Osilasi yang lambat mungkin adalah sinyal yang digunakan oleh korteks untuk menandai bahwa ia siap untuk menerima informasi. Kemudian, thalamus akan mengingatkan hippocampus melalui spindle."

Namun, beberapa poin perlu diklarifikasi adalah: bisakah kita memanipulasi ingatan tunggal secara independen? Apakah fase REM mempengaruhi hasilnya? Bagaimana memori yang tersimpan diambil? Sambil menunggu hasil penelitian selanjutnya tentang tidur, mari bermimpi tentang kenangan yang indah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved