Yuk. Bijaksana Memilih Transportasi!

Tanggal: 13 Okt 2017 23:46 wib.
Empat hari ke belakang di Bandung sedang ada demo angkot. Mereka menyuarakan aspirasinya dan tidak beroperasi (secara penuh). Nah, pagi tadi saya memutuskan untuk berangkat kerja menggunakan angkot. Ternyata angkot menuju ke kantor saya tetap beroperasi, walaupun tampak jika jumlahnya lebih sedikit. Saya juga sudah mengatur agar berangkat dari rumah lebih pagi dari biasanya. Pagi tadi, angkot yang saya naiki terhitung sepi. Hanya ada empat penumpang di situ dan salah satunya adalah saya. Namun syukurnya ketika ada penumpang yang turun, pasti ada juga penumpang yang naik. Untuk menuju ke kantor, saya harus menaiki dua angkot plus jalan kaki sekitar 7 menitan (saya sudah menghitung sebelumnya waktu yang harus ditempuh). Nah, dimulailah perjalanan tadi pagi, mencoba menyelami perasaan sopir angkot. Konon mereka menyuarakan aspirasinya karena menurut mereka pendapatan mereka menurun sejak ada kendaraan berbasis online.

Angkot pertama saya adalah angkot yang menuju ke Jalan Soekarno Hatta. Jalan raya besar ini, terhitung padat lancar tadi pagi. Saya tercegat beberapa kali lampu merah, namun lama perjalanan hingga menuju setengah perjalanan saya menuju kantor tak jauh beda jika saya menggunakan motor. Bedanya, di angkot saya bisa duduk manis sambil memperhatikan berbagai kesibukan pagi-pagi orang pergi bekerja, kuliah, ataupun sekolah. Saya berhenti di Jalan Soekarno Hatta karena harus berganti angkot. Saya pun turun di depan sebuah instansi yang berdekatan dengan sebuah sekolah. Beberapa waktu saya menunggu angkot ke-2, saya mulai resah. Saya menunggu hampir selama 10 menit, namun angkot tersebut tak kunjung datang juga. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan ke arah sebuah pusat perbelanjaan. Selidik-punya selidik, ternyata angkot yang saya tunggu tidak lewat jalur pinggir, tapi di ada di jalur tengah! Haduh, bagaimana ini? Saya pun memutuskan untuk berjalan lebih jauh agar bisa memberhentikan angkot di jalur pinggir. Setelah kurang lebih menunggu lagi selama 3 menitan, saya pun kemudian dapat duduk manis di angkot ke-2.

 

Jarak tempuh dari angkot ke-2 ke terminal kurang lebih 10 menitan. Lebih singkat dari pada jarak dari rumah hingga tadi saya memberhentikan angkot ke-2. Turunlah saya di terminal. Saya melirik jam tangan saja, sudah pukul 06.55, sedangkan saya harus sudah masuk pukul 07.00. Ketika turun dari angkot, rasanya saya belum diberi semangat untuk jalan kaki dari terminal ke kantor saya. Karenanya saya memutuskan untuk naik becak saja. Sebelumnya saya tidak pernah naik becak menuju kantor. Namun, tadi saya rasanya ingin menikmati perjalanan ke kantor dengan transportasi yang jarang saya gunakan belakangan, angkot dan becak!

 

Naik becak, memberikan sensasi kesegaran yang berbeda dibandingkan dengan jika kita naik motor atau pun mobil. Bahkan, pagi tadi gara-gara naik becak, saya jadi ingat masa sekolah dulu ketika langganan becak menuju sekolah. Hahaha. Dan setelah menikmati perjalanan becak saya selama 5 menit saya pun akhirnya tiba di kantor dengan selamat.

Setelah menikmati perjalanan dengan transportasi umum, saya jadi terbayang berapa pendapatan para sopir angkot dan juga abang becak  yang mungkin berkurang sejak adanya transportasi berbasis online.

 

Beberapa waktu sebelumnya saya pernah terlibat perbincangan yang menarik dengan sopir kendaraan berbasis online. Dia awalnya bekerja di sebuah perusahaan, namun karena sesuatu dia tidak bekerja di situ lagi dan memutuskan untuk menjadi driver kendaraan online. Dengan profesi barunya, ia bisa membiayai kembali keluarga sambil mencicil motor. Ternyata motor yang ia pakai untuk menarik penumpang adalah motor cicilan. Cicilannya ia bayar melalui bonus harian yang ia peroleh semenjak ia menjadi driver online. Terbayang, ketika ada himbauan pemerintah agar driver online tidak beroperasi, bagaimana cara bapak tersebut bisa membiayai keluarganya?

 

Naik angkot, naik becak, naik kendaraan berbasis online, semuanya memiliki kelebihannya masing-masing. Kalau kita lihat dari sisi yang berbeda, transportasi-transportasi ini sangat-sangat membantu penumpang yang bergantung padanya. Jika kendaraan-kendaraan ini tak ada, sudah hampir dapat dipastikan jika penumpang akan kebingungan. Kendaraan-kendaraan tersebut juga memiliki kelebihan yang berbeda. Wahai para penumpang, pilihlah transportasimu dan ingatlah juga bahwa kita dan transportasi tersebut saling membutuhkan. Tadi yang terpikir olehku adalah, jika memang tempat tujuan kita dilalui angkot, naiklah angkot. Jika tempat tujuan kita tidak dialui angkot, baru pilihlah transport lainnya. Intinya, pilihlah transportasi sesuai dengan peruntukannya. Ingat ada banyak yang bergantung pada kita, begitu pula kita yang bergantung pada mereka. Bijaksanalah dalam memilih transportasimu....
Copyright © Tampang.com
All rights reserved