Menteri Perlindungan Anak: Pastikan Anak Terduga Teroris yang Masih Selamat Akan Dilindungi Negara

Tanggal: 17 Mei 2018 00:16 wib.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menyatakan negara akan mendampingi anak dari terduga teroris yang selamat saat dibawa orang tuanya dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo sampai dewasa. Ia menjamin tidak akan ada perlakuan diskriminatif dari negara terhadap anak-anak itu.

"Tiap anak, tiap warga negara Indonesia tetap diperhatikan oleh negara," ujar Yohana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (16/05/2018)

Yohana menjelaskan pihaknya akan memberi pendampingan bagi anak-anak terduga teroris yang selamat itu. Mulai dari trauma healing hingga rehabilitasi sosial.

Kementerian PPPA akan berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) serta dinas sosial setempat untuk mendampingi anak tersebut. "Biasanya dalam keadaan darurat dibawa sementara ke tempat perlindungan perempuan dan anak," ucapnya.

Menurut Yohana, meski anak-anak itu ikut orang tuanya dalam aksi teror, mereka sejatinya adalah korban. "Mereka korban dari salah pengasuhan orang tua. Itu perlu dapat pendampingan," tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah anak di bawah umur dilibatkan orangtua mereka dalam aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo. Dimana terduga teroris Dita Oepriarto mengajak seluruh anggota keluarganya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja yang berbeda di Surabaya.

Dita meledakan dirinya di Gereja Pantekosta. Istri Dita, Puji Kuswati, dan dua anaknya yang berinisial FS, 12 tahun, dan VR, 9 tahun meledakan bom di GKI Diponegoro. Selain itu, dua putranya, Yusuf Fadil, 18 tahun, dan FH, 16 tahun, beraksi di Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Selain itu, terduga teroris Anton meledakan dirinya bersama istrinya, Puspita Sari, dan anaknya LAR, 17 tahun di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo. Namun tiga anak mereka lainnya, yaitu FP, GHA, dan AR berhasil selamat.

Aksi teror membawa anak kecil terjadi pula di kantor Markas Kepolisian Resor Kota Surabaya. Tri Murtiono mengajak istrinya, Tri Ernawati dan tiga orang anaknya untuk melancarkan aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surabaya. Dalam aksi tersebut, satu orang anaknya berinisial A selamat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved