Perkembangan Ekonomi AS dan China Ancaman Utama APBN 2018

Tanggal: 27 Okt 2017 11:31 wib.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyampaikan tentang ancaman ekonomi global terutama dari Amerika Serikat dan China terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018. Hal tersebut dituturkan dalam konferensi pers APBN 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Menurut Suahasil, perekonomian global di tahun depan akan membaik dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu senada dengan yang dilaporkan International Monetary Fund (IMF) dalam pertemuan IMF-World Bank di Washington DC, Amerika Serikat (AS).

"Ekonomi dunia kita lihat bahwa memang ada perbaikan, ini juga dilihat pada pertemuan IMF-WB di AS, keseluruhan lembaga dunia memang melihat ada upstream di perekonomian dunia dan membawa perbaikan pada arus ekonomi dan perdagangan dunia," tutur Suahasil.

Suahasil menjelaskan, pada 2017 perekonomian dunia akan tumbuh 3,6% naik dari tahun sebelumnya, dan di tahun depan diproyeksikan kembali naik ke level 3,8%. Menurut Suahasil, ini akan memberikan dampak positif bagi negara berkembang seperti Indonesia.

Hal yang menurut Suahasil perlu diwaspadai adalah ancaman perkembangan ekonomi Tiongkok.

"Tentu ada risiko yang perlu diwaspadai yaitu Tiongkok yang masih melakukan rebalancing, lalu normalisasi moneter di AS, proteksionisme di Eropa," lanjutnya.

Dalam APBN 2018, pemerintah telah menetapkan pertumbuhan ekonomi di level 5,4%, tingkat inflasi sebesar 3,5%, nilai tukar Rp 13.400 per US$, tingkat bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2%, ICP sebesar US$ 48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1,2 juta barel per hari setara minyak.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved