Ekonomi RI diprediksi Menguat saat Pilkada dilaksanakan tahun 2018

Tanggal: 13 Okt 2017 21:02 wib.
tampang - Hajat demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) tahun 2018 tinggal menghitung bulan. Ternyata, alih-alih pemborosan, momentum pilkada dinilai dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh PT Schroder Investment Management Indonesia. Bahkan, kepala Intermediary Business, Teddy Oetomo, menjelaskan titik puncak arus keuangan dari Pilkada justru lebih terpusatkan di tahun depan, bukan saat pemilihan presiden (pilpres) 2019.


"Konklusinya tahun depan lebih baik. Pertama, karena ada kampanye Pilkada dan kalau itu enggak usah lihat Pilpres 2019. Tahun depan Pilkada juga lebih banyak dari 2017, uangnya mutar lebih banyak sekalian kampanye 2019," Ujar Teddy di Jakarta, Jumat (13/10).


Teddy menuturkan bahwa Pilkada 2018 merupakan ha yang sangat krusial dalam dunia politik, hal ini mengingat adanya tiga wilayah penting dyang menjadi sumber perekonomian di Indonesia.


"Tahun 2018 penting, ada Pilkada Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Ketiganya 40% dari total populasi, sudah nyolong start untuk 2019. Dana kampanye juga cukup berarti, tiga wilayah ini merupakan 30% ekonomi Indonesia, keangkat 30%," ungkapnya.


Pola yang terjadi pada pilkada 2018 cukup berbeda dengan pilkada pada tahun 2004 dan 2009. Hal ini lantaran pada tahun tersebut, perekonomian Indonesia berada pada titk terlemah. Tentu, hal ini berbeda dengan kondisi saat ini.

"Sering saya dapat pertanyaan kampanye setahun sebelum Pilpres, ekonomi enggak bagus. Kalau kita lihat ekonomi memburuk sebelum 2014 dan 2009, pergerakan PDB sebelum Pilprea turun tapi setelahnya naik," jelasnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved