Mogok Masal di Catalonia, Para Pemimpin Menuntut Kemerdekaan dari Spanyol

Tanggal: 5 Okt 2017 19:59 wib.
Lebih dari 15.000 orang tumpah ke jalan-jalan di Barcelona 3 Oktober kemarin menurut pemerintah setempat, untuk memprotes penggunaan kekerasan oleh polisi Spanyol yang menyebabkan lebih dari 900 orang terluka dalam referendum kemerdekaan hari Minggu di wilayah Catalonia, di utara Spanyol.

Setelah berminggu-minggu upaya keras untuk memobilisasi orang-orang menjelang pemungutan suara, fokus Katalan telah beralih untuk bertindak atas hasilnya, sangat mendukung kemerdekaan dari Spanyol, menurut angka sementara.

Pemogokan umum hari ini dilakukan oleh serikat pekerja utama, termasuk tim sepak bola FC Barcelona, walaupun dua serikat nasional menolak untuk memanggil anggota mereka di Catalonia untuk bergabung dengannya.

Ratusan orang terluka di Catalonia saat polisi Spanyol menindak referendum.

Lima puluh jalan di wilayah tersebut diblokir, dan kebanyakan sekolah dan usaha kecil tidak buka.

Pengunjuk rasa di jalanan Barcelona, ​​ibukota Catalonia, meneriakkan ungkapan-ungkapan seperti "kemerdekaan," "fasisme tidak kembali" dan "penjajah Spanyol," dengan kegembiraan memyambut bagaimana referendum kemerdekaan akan dilaksanakan secara konkret.

"Saya di sini karena saya ingin Madrid mendengar kami tidak lelah dan kami tidak akan menerima untuk mengulangi sejarah fasisme," Kata Francesca Carbonell, seorang pelayan berusia 30 tahun di Barcelona, ​​mengatakan kepada ABC News. Carbonell berjalan dua jam untuk bergabung dengan pemrotes di Lapangan Universitas Barcelona saat angkutan umum ditutup dan layanan taksi sangat terbatas.

"Catalan selalu bersikap pasifis dan akan selalu demikian," katanya, "tapi kita berdiri!"

Selama kunjungan eksklusif hari ini ke istana kepresidenan Catalonia, para pemimpin Catalan bertemu di kapel tanpa ponsel mereka, kemungkinan karena takut telepon mereka disadap oleh pihak berwenang Spanyol. Mereka sedang mendiskusikan "konspirasi". "Pada hari Senin, kita akan dipenjara atau bebas," satu menteri, yang meminta namanya tidak disebutkan, menambahkan.

Presiden Catalonia, pemimpin regional atas dan lebih dari 700 walikota di wilayah tersebut menghadapi tuduhan ketidaktaatan, kerahasiaan, penyalahgunaan dana publik, korupsi dan hasutan, yang dapat membawa hukuman penjara hingga 15 tahun jika para pemimpin Spanyol memutuskan untuk mengejar mereka.

Hasil resmi referendum hari Minggu diperkirakan akan dipresentasikan ke parlemen Catalonia pada hari Rabu atau Kamis, segera setelah itu sebuah deklarasi formal mengenai kemerdekaan diharapkan dikeluarkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved