Banjir di Kabupaten Bandung Rugikan Pedagang UMKM Hingga Milliaran Rupiah

Tanggal: 24 Nov 2017 05:58 wib.
Tampang.com – Pelaku Usaha Mikro Kecil Mengengah (UMKM) merugi hingga miliaran diakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung. Sebab, banyak aktivitas UMKM tidak bisa beroperasi.

Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bandung Yus Hermasyah mengatakan, banjir yang merendam beberapa daerah di Kabupaten Bandung melumpuhnya perekonomian rakyat atau UMKM. Diperkirakan, kerugian dari banjir itu mencapai miliar rupiah.

Perkiraan ini dilihat dari beberapa sektor real. Seperti pasar tradisional yang lumpuh di Baleendah, Dayeuhkolot, Rancaekek dan beberapa pasar lainnya. Selain itu, banyak juga industri rumahan yang tak beroperasi, bahkan mengalami kerugian akibat alat produksi dan bahan baku miliknya rusah terendam air.

”Seperti di pasar tradisional di Baleendah dan Dayeuhkolot para pedagang tak bisa jualan. Sebab, selain pasarnya terendam konsumen juga enggak ada yang datang, akhirnya dagangan mereka busuk,” papar Yus, kemarin.

”Produsen UMKM seperti konveksi pakaian jadi di kawasan Cicalengka yang berbatasan Rancaekek, ada sekitar 800-an usaha konveksi yang mesin jahit dan kain bahan bakunya rusak teremdam air,” sambung Yus.

Dampak tak beroperasinya kegiatan usaha masyarakat itu, lanjut Yus, tak hanya merugikan para pemilik usahanya saja. Tapi, juga berdampak kepada para pekerja serta pihak lain yang saling berkaitan dengan suatu jenis usaha. Di antaranya suplayer bahan baku, pemasaran, transportasi dan lainnya.

”Jadi memang, banjir di Kabupaten Bandung ini berdampak kerugian kepada UMKM serta berbagai jenis usaha dalam skala mengengah dan besar,” tuturnya.

Selain itu, kata Yus, usaha pertanian dan peternakan rakyat pun turut merugi. Sawah yang baru memasuki musim tanam tergenang air dan tanamannya rusak. Sedangkan untuk peternakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, banyak ternak domba milik warga yang hanyut dan mati.

”Masalah ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah Bandung. Untuk segera mencari jalan keluar yang komprehensif dan bersifat permanen. Sebab, banjir yang terus berulang ini merugikan banyak pihak,” tuturnya lagi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperin) Kabupaten Bandung Poppy Hopipah menjelaskan, akibat banjir, mengakibatkan terhambatnya proses produksi dan distribusi produk berdampak juga dengan kenaikan harga bahan baku bagi para pengusaha yang bergelut di bidang Industri Kecil dan Menengah (IKM).

”Dampak banjir, ada kenaikan harga bahan baku, tapi tak signifikan. Seperti dendeng dan rangginang, karena dampak cuaca juga di musim dengan curah hujan yang tinggi seperti ini, kalau ditanya soal dampak, ya pastinya ada, tapi tidak signifikan yang pasti omzet pastinya menurun,” ungkap Poppy

Lebih lanjut lagi Poppy menerangkan, selain IKM, sejumlah pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Bandung, pastinya ikut terdampak. Dia pernah menerima laporan jika truk yang hendak mengirimkan barangnya ke Jakarta terpaksa menepi di Rancaekek, tepatnya di depan pabrik PT. Kahatex.

”Kata supirnya, dia sampai tidur di jalan. Sebab, kendaraanya tiba bisa melaju kalau memaksakan menembus genangan, kalau memaksakan bisa mogok,” ucapnya.

Sementara itu, Aa Suherman, 55, salah seorang pedagang kue kering di Pasar Dayeuhkolot membenarkan, jika banjir yang merendam kawasan Dayeuhkolot dan sekitarnya itu telah melumpuhkan usahanya. Sebab, sejak dua pekan terakhir banjir mengepung daerah itu, aktivitas pasar terhenti.

”Saya tetap buka tiap hari, cuma yah begini saja sepi enggak ada pembeli. Di mana-mana banjir, orang enggak ada yang belanja. Semenjak banjir, omzet saya turun hingga 90 persen lebih,” paparnya. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved