Berbicara tentang film luar memang tidak aka nada habis-habisnya. Apalagi tentang film animasi, selain film ini banyak digemari oleh kalangan anak-anak film animasi juga menyimpan seni tertentu yang perlu di pelajari lebih mendalam. Sehingga menjadikan film animasi luar inilah menjadi laris di pasaran film tanah air.
Pada Kesempatan ini artikel ini akan memaparkan tentang review dari kisah film Alice Through the Looking Glass. Film ini merupakan sekuel dari Alice in Wonderland-nya Tim Burton. Film ini memberikan nuansa yang berbeda dengan masih menampilkan gambar dengan palet warna menusuk mata. Kemudian juga kostum over the top, namun tak ada lagi nuansa magis dan wonder. Karena semua tersebut akan digantikan dengan dukacita dan ledakan yang bertubi-tubi.
Judul film tersebut sebenarnya diambil dari novel berjudul sama buah karya dari Lewis Carroll yang merupakan lanjutan dari novel Alice's Adventures in Wonderland. Akan tetapi penulis yang bernama Linda Woolverton mencoba untuk menyuguhkan cerita yang sama sekali baru. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa lasan, pertama karena dia dan Burton sudah menggunakan semua karakter untuk film pertamanya. Kedua ingin memberikan Johnny Depp lebih banyak porsi sebagai Mad Hatter yang eksentrik.
Film ini disutradarai oleh James Bobin yang ahli dalam menangani kegilaan visual khas Tim Burton. Selain itu tata produksi juga masih memanjakan mata, termasuk juga kostumnya. Ada pula adegan yang menampilkan robot raksasa mirip Megatron darispare-part jam terkesan nyaris tak berguna. Meskipun demikian masih ada sosok visualisasi yang lai yang lebih imajinatif seperti sekuen. Dia menampilkan ratusan pocket watch yang tergantung di awang-awang sebagai representasi dari jiwa-jiwa setiap makhluk hidup.
