Gelombang panas yang melanda Thailand akhir-akhir ini telah menyebabkan lebih dari 60 orang tewas. Suhu yang ekstrem dan kurangnya pasokan air bersih telah menjadi ancaman serius bagi penduduk setempat, serta para wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut. Situasi ini semakin mendesak karena krisis air bersih yang semakin memburuk, memaksa pihak berwenang untuk mengeluarkan peringatan kepada turis agar waspada terhadap kondisi tersebut.
Thailand, negara tropis yang terkenal dengan keindahan alamnya, kini terpaksa menghadapi dampak buruk dari gelombang panas yang luar biasa. Suhu udara yang terus meningkat hingga di atas 41 derajat Celcius telah mengakibatkan kematian lebih dari 60 orang di berbagai wilayah negara tersebut. Warga setempat, terutama yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil, menjadi rentan terhadap dampaknya karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan kurangnya pengetahuan tentang perlindungan diri dari kondisi panas yang ekstrem.
Selain itu, sektor pariwisata juga terkena dampak serius dari gelombang panas ini. Melansir Times of India, Senin (13/5/2024), Koh Phi Phi merupakan salah satu destinasi wisata terpopuler di Thailand, terkenal dengan pantai-pantai indah dan air lautnya yang jernih. Namun, kondisi ini berubah drastis akibat gelombang panas yang melanda wilayah tersebut. Para wisatawan yang tidak terbiasa dengan suhu yang ekstrem di negara tersebut menjadi rentan terkena heatstroke dan dehidrasi, terutama jika mereka tidak cukup waspada terhadap kondisi tersebut.
Selain itu, krisis air bersih yang semakin memburuk juga menambah kompleksitas situasi ini. Pasokan air bersih yang terbatas dan sulitnya akses terhadap sumber air yang aman telah menjadi masalah serius bagi penduduk setempat, terutama di daerah pedesaan. Bahaya terjangkitnya penyakit akibat konsumsi air yang terkontaminasi menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat, dan situasi ini diperparah oleh kondisi panas yang ekstrem.
